Teknologi Inkubator Karya Mahasiswa UB

Inkubator Aglaonema Berbasis Internet of Things

Inovasi baru hasil karya dari lima mahasiswa Universitas Brawijaya yakni Teknologi inkubator untuk tanaman hias aglaonema yang bertujuan untuk menjaga kondisi suhu optimum, kelembapan optimum dan kesterilan stek batang aglaonema dari patogen-patogen di dalam inkubator tersebut. Teknologi ini nantinya akan dapat memonitor dan mengontrol stek di dalamnya melalui sistem monitor LCD pada inkubator atau dengan aplikasi smartphone yang terintegrasi dengan internet apabila pengguna sedang berada jauh dari inkubator.

UKM Blimbingwolo Nursery

Terdapat salah satu UKM yang melakukan perdagangan dan pembudidayaan aglaonema yaitu UKM Blimbingwolo Nursery yang beralamatkan di Sidoarjo. Teknologi inkubator ini terwujud sebagai solusi permasalahan dari UKM tersebut. Permasalahan UKM tersebut yaitu mereka melakukan pembudidayaan aglaonema secara konvensional dengan keadaan lingkungan yang kurang baik untuk pertumbuhan aglaonema. Hal tersebut menyebabkan peluang keberhasilan stek menjadi sangat kecil yakni mencapai 42%. Kerugian akibat dari kegagalan stek batang tersebut paling sedikit dapat mencapai 8,7 juta per periode stek. Penyebab dari kegagalan tersebut yaitu, suhu udara di tempat UKM berkisar pada 28-32°C dan kelembapan mencapai 70% saat musim hujan. Artinya saat musim kemarau kelembapan pada mitra akan jauh berkurang. Akan tetapi, apabila melalukan penyiraman terlalu sering juga kurang efektif. Hal tersebut dapat mempercepat perkembangan patogen-patogen pengganggu, sehingga stek batang aglaonema akan cepat membusuk juga.

Keunggulan Inkubator

“Inkubator kami memiliki keunggulan dapat mempertahankan keadaan suhu dan kelembapan ideal serta menjaga kesterilan stek aglaonema itu sendiri, sehingga dapat menekan persentase kegagalan budidaya aglaonema” kata Almas Bilqis Fisabila, selaku ketua dari tim program kreatifitas mahasiswa ini.

Alat ini bekerja secara otomatis dan saling terintegrasi dengan berbasis internet of thing yang menggunakan aplikasi pada smartphone. Dengan menggunakan inkubator ini tingkat keberhasilan mitra dapat meningkat sebesar 83,5% dengan jumlah stek batang yang berhasil tumbuh sebanyak 84 dari 100 stek batang yang tertanam.

Teknologi Inkubator Terintegrasi Kontrol Suhu, Kelembapan, dan Kesterilan Berbasis Internet of Things ini merupakan karya dari tim yang  beranggotakan Almas Bilqis Fisabila (FMIPA), Hafizd Mahardhika (FMIPA), Mohammad Hisyam Risyad (FMIPA), Nabila Almayda (FMIPA) dan Richard Benedict (FTP) serta mendapatkan dana dari DIKTI pada Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) kategori bidang Penerapan Iptek.