FCC AS Meluncurkan Aturan Baru untuk Menghentikan Robocall AI

Larangan Konvoi dan berkumpul setelah pengumuman kelulusan

Larangan Robocall dengan Suara Buatan AI oleh FCC

Komisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat telah mengumumkan larangan terhadap penggunaan suara buatan AI dalam panggilan otomatis (robocall). Langkah ini ditempuh sebagai tanggapan terhadap meningkatnya prevalensi panggilan otomatis yang menyalahgunakan teknologi suara buatan. Banyak dari panggilan tersebut dilakukan untuk meniru suara selebriti dan kandidat politik. Dengan mengimplementasikan larangan ini, FCC berharap dapat memberikan perlindungan yang lebih baik kepada konsumen.

Keputusan FCC ini juga bertujuan untuk memperkuat integritas komunikasi telepon dan membangun kepercayaan publik terhadap layanan telekomunikasi. Dengan menegaskan larangan ini, lembaga tersebut berupaya melindungi konsumen dari serangan yang dapat merugikan baik secara finansial maupun emosional. Langkah-langkah pencegahan semacam ini sangat penting dalam menghadapi tantangan modern di era digital.  Dimana teknologi yang semakin canggih ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang merugikan.

Penegakan Larangan Robocall oleh Pihak Berwenang di Negara Bagian

Larangan yang diberlakukan secara efektif akan memberikan kekuatan pihak berwenang di negara bagian untuk menegakkan hukum terhadap pelaku panggilan robocall. Langkah ini diharapkan dapat memberikan efek jera dan mengurangi frekuensi panggilan yang merugikan konsumen. Dengan pemberian wewenang ini kepada pihak berwenang di tingkat negara bagian, diharapkan penindakan hukum terhadap pelanggar aturan akan menjadi lebih efektif. Selain itu, dapat membawa konsekuensi yang lebih serius bagi pelaku panggilan robocall yang berpotensi merugikan masyarakat.

Kontroversi Terkait Penyalahgunaan Teknologi AI

Keputusan ini diambil setelah mendapat seruan dari jaksa agung di 26 negara bagian AS. Selain itu, munculnya kekhawatiran publik terkait potensi penyalahgunaan teknologi AI juga menjadi alasan keputusan ini diambil. Hal ini dikarenakan deepfake telah menjadi isu penting dalam konteks pemilihan umum di berbagai negara. Deepfake merupakan sebuah fenomena yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memanipulasi video atau audio seseorang.

Implikasi dari teknologi ini telah menimbulkan berbagai masalah antara lain:

  • Ketidakpercayaan dan keraguan dalam informasi yang disajikan kepada masyarakat
  • Memperkuat urgensi untuk mengatur dan mengendalikan penggunaannya secara efektif.

Dampak Positif pada Keamanan dan Kepercayaan Publik

Dengan penerapan larangan terhadap penggunaan suara buatan AI dalam robocall, Komisi Komunikasi Federal (FCC) bertujuan untuk mengurangi ancaman terhadap keamanan dan kepercayaan publik. Langkah ini dimaksudkan untuk menekan praktik penipuan, penyebaran informasi palsu, dan manipulasi pemilih yang kerap terjadi melalui panggilan otomatis tersebut. Dengan demikian, FCC berharap dapat menciptakan lingkungan telekomunikasi yang lebih aman dan terpercaya bagi masyarakat, serta melindungi konsumen dari potensi kerugian dan penyalahgunaan teknologi.

Baca Juga: Teknologi Terbarukan, AI dan Robot Di Masjidil Haram